Archives

gravatar

Kalau Anda Belum Beruntung, Cobalah Terus ...

Pernah membeli minuman teh gelas atau air jeruk gelas kemasan?

Biasanya untuk menggoda orang-orang agar mau membeli, pada kemasan minuman tersebut diberi iming-iming hadiah langsung yang hadiahnya akan didapat bila kita beruntung saat menggosok lapisan entah timah atau cat bronze tipis pada tutup kemasannya.

Begitu juga menulis, dalam dunia ini kalau kita rajin menggosok-gosok bakat menulis kalau kita beruntung maka kita bisa mendapatkan 'hadiah' dari hasil tulisan kita. Bisa berupa fulus (royalti) atau nama yang harum mewangi sepanjang masa *halagh*, mashyur maksudnya. Tapi untuk 'hadiah' yang terakhir tidak jarang didapatkan setelah penulisnya sudah almarhum ... :o
Tapi seperti dalam bidang-bidang keilmuan yang lain, menulis juga kalau enggak pernah diasah maka ide-ide bakalan tumpul  lalu selalu mentok dan kalau enggak pernah dicoba di lapangan maka kita enggak bakalan tahu ketajaman dan kekuatan tulisan kita dan kalau udah ketemu 'tune'nya maka ide dan tulisan biasanya bakal dengan mudah mengalir begitu aja.

Yaaaahhhh...

Namanya juga mimpi.., keinginan.., cita-cita.., sah-sah aja kalo saya menggantungkannya setinggi yang saya bisa imajinasikan. Seperti saya sekarang ini yang terus 'menggosok-gosok' mimpi pada blog saya dengan postingan tulisan apa adanya dengan berharap, 'kali-kali' aja pada gosokan ke sekian ratus ribu *lebaaay* saya beruntung berhasil memposting tulisan yang 'bener', tulisan yang bisa membuat orang yang melihat sekilas langsung merasa tergugah untuk membacanya, atau kalo bisa mah yang langsung 'MELEDAK' gituh ... :)

Demikianlah tulisan ala kadarnya dari saya, semoga saya beruntung. ... :))



~Gosok teruuuuussss..... ~
Baca selengkapnya Bagikan
gravatar

Mendengar suara andong/dokar invisible saat sholat Isya di masjid ...

Seperti biasanya setelah selesai sholat maghrib jamaah tidak langsung pulang, tetapi setelah selesai wirid mereka akan diajarkan membaca Al Qur'an oleh almarhum embahku, karena jumlah jamaah yang ikut belajar cukup banyak sedangkan yang mengajarkan saat itu baru almarhum embahku saja seorang jadi kegiatan belajar membaca Al Qur'an itu bisa memakan waktu cukup lama. Dan setelah seluruh jamaah selesai belajar dari mbah saya, barulah dimulai sholat isya. 

Dan sewaktu jama'ah sholat isya sudah mencapai raka'at ketiga menjelang raka'at keempat, seluruh jama'ah mendengarkan suara andong yang sangat jelas suaranya. Bunyi derap kaki kuda yang menyentuh aspal, suara gemerincing bel kecil yang dipasang di punggung kuda, suara sais yang mengatur arah jalan kuda dan suara khas bel andong pun terdengar jelas. Dan andong tersebut berdasarkan suara yang didengarkan oleh jama'ah berbelok dari jalan raya masuk ke dalam pelataran masjid, karena masjid Assalam terletak sekitar dua meter dari tepi jalan raya deandels (begitu orang sekitar menyebut jalan di pesisir selatan Kebumen antara Cilacap - Yogyakarta).

Begitu mendengar suara andong berhenti sebagian jama'ah sholat setelah sholat Isya selesai, terutama anak-anak sangat antusias berlari berhamburan ke luar untuk menyaksikan siapa yang datang. Karena memang sudah menjadi kebiasaan jaman itu, bilamana ada andong datang sudah dipastikan itu adalah tamu dari jauh atau biasanya famili yang datang dari Jakarta atau kadang dari Malaysia, karena memang ada family dari keluarga embahku yang merantau hingga Malaysia kadang-kadang datang mengunjungi.

Tetapi begitu sampai di pelataran, betapa anak-anak dan beberapa orang dewasa yang ikut berhamburan tadi tercengang keheranan, karena di pelataran halaman masjid itu benar-benar sepi, gelap, tidak ada manusia sama sekali, bahkan pada pasir di halaman masjid itu tidak ada sedikitpun jejak bekas roda andong atau bekas jejak kaki kuda penarik andongnya. Begitu menyaksikan pemandangan demikian, jama'ah terutama anak-anak yang tadi ikut menyaksikan ramai-ramai membicarakan kejadian itu, dan sebagian lagi mendekati embah yang sejak selesai sholat tadi tidak berhenti berdzikir untuk mengadukan. Begitu diceritakan kejadian barusan embah berdehem saja dan kemudian hanya berbicara, "wiiiss... wiiiss.. wiiiss..." yang artinya, "sudaah.. sudaah.. sudaah.." tanpa menjelaskan sedikitpun kejadian tadi.

Masjid Assalam saat Hari Raya Idul Adha kalau tidak salah tahun 90'an

Kurang lebih begitulah ceritanya yang saya dengar dari kedua orang tua saya, dan yang menurut saya lucu sih, kejadian itu bisa berulang lagi. Terutama apabila menjelang atau sesudah Hari Raya Idul Fitri, karena memang saat-saat itulah biasanya famili dari jauh datang berkunjung atau istilah kerennya sekarang mudik... :D


Ini adalah lanjutan cerita tentang almarhum Embah Kakung H. Muh. Supyan.
Baca selengkapnya Bagikan
gravatar

Memperpanjang STNK di Samsat BSD

Assalaamu'alaikuum ...
Halo dunia!

Wuidiiiih, udah 2012 meen..
Ruangan ini udah 4 bulanan lebih enggak saya isi-isi jadinya ruangan ini 'syepiy syekaliy' dah, yang pada komen juga enggak sempet saya balesin atu-atu, mohon dimangapkeun yah ... :)

Well, that's wokeh ..
The past is over and the future.. here we goes! #halah ..

Baiklah, saya memulai orat-oretan lagi, saya mao cerita bagaimana saya mengurus/memperpanjang stnk tanpa memakai biro jasa/calo.

Sejak punya tunggangan roda dua, maka sudah menjadi kebiasaan saya di setiap awal tahun untuk mengurus surat-surat kendaraan bermotor atawa stnk, karena memang saya mulai nyicil kendaraan di awal tahun, maka otomatis setiap awal tahun pula stnk motor saya harus diperpanjang.
#hadeuh... kaku nian jari ini mengetuk papan kunci ini ... :)

Malamnya saya menyiapkan berkas dan surat yang diperlukan di kantor samsat nanti, seperti ;
Ktp asli = ada dan masih berlaku.
Bpkb asli = ada dan perlu dibawa, karena nanti perlu ditunjukkan pada petugas loket.
Stnk asli = ada, hampir kadaluarsa tanggal 05-01 nanti.
Duit = alhamdulillah masih ada dan cukup ... :) #ini nyang penting niiih...

Dan paginya ...

08.30 WIB
Saya kembali menyiapkan berkas yang tadi malam saya kumpulkan untuk digandakan, Karena seingat saya di loket samsat nanti diperlukan dua copy dari berkas-berkas tadi. Karena gak mau repot maka saya pindai dan cetak sendiri berkas-berkas tadi, biar saya punya master copy dari berkas-berkas itu dan tahun depan saya gak perlu repot-repot menggandakan lagi. #eh.. kecuali duitnya yee ...
Selesai beres-beres berkas, meluncurlah saya ke tee kaa peh ...
Btw, karena saya tadi sarapan cuma dua lembar roti tawar + 1 cangkir white coffe perut ini berasa keroncongan banget ... :(
#maklum orang indo, kalo gak kena nasi belum diem perutnya
Dan untuk meredam gejolak asmara gejolak dalam perut ini dalam perjalanan saya sempatkan sebentar membeli bekal sekerat roti dan sebotol teh kemasan untuk sekedar mengganjal perut selama waktu menunggu proses perpanjangan stnk nanti.

10.20 WIB
Sampai di Kantor Samsat BSD, sekelebat melewati tempat fotocopy sewaktu hendak parkir saya baru teringat kalo saya harus bawa map untuk menempatkan berkas-berkas saya nanti di loket. Karena gak mau nanti oleh petugas loket disuruh keluar untuk beli map, maka sebelum masuk ke dalam ruangan saya menyempatkan diri mampir ke tempat fotocopy untuk membeli selembar map. Sempet kesel juga sama penjaga fotocopy tempat saya membeli map, karena enggak mau ngasih tahu bagaimana cara menyusun berkas-berkas itu di dalam map. #karena memang susunan berkas itu ada aturannya

10.22  WIB
Ah... tapi saya cuek bebek aja masuk ke dalam ruangan pengurusan perpanjangan stnk dan langsung pergi ke loket 1 untuk menyerahkan berkas-berkas saya yang dalam keadaan acak-acakan, dan ajaibnya ternyata berkas-berkas saya itu disusun dengan rapih oleh petugas loketnya .. #alhamdulillah ...
Petugas loket itu (dengan tersenyum pula) mengembalikan map saya seraya memberi tahu untuk diserahkan di loket sebelahnya .. #bukan main indahnya dunia kalo semua petugas loket pelayanan umum seperti itu ... :)
Setelah menunjukkan bpkb asli saya menerima sesobek kertas dari petugas loket 2 dan saya celingukan mencari tempat duduk untuk menunggu dipanggil oleh loket berikut (karena nomor loketnya gak ada), kalo gak salah itu loket untuk membayar besar pajak kendaraan kita. Saya baru sadar ternyata tempat ini sudah penuh sekali orang yang mengantri, sudah tentu tempat dudukpun tidak ada yang 'nganggur', akhirnya saya mojok untuk ngemil makanan yang saya bawa di bawah salah satu sudut meja tempat mengisi formulir.

10.28 WIB
Terdengar panggilan kepada beberapa nama sekaligus yang menyebabkan beberapa tempat duduk ditinggalkan penghuninya, akhirnya saya bisa makan sambil duduk di tempat yang benar peruntukkannya.
Sambil ngemil dan menonton sinetron tanpa suara dari tv yang dipasang pada salah satu pilar dekat tempat duduk

10.30 WIB
Nama saya bergema memenuhi ruangan. #halagh ...
Tapi memang nama saya dipanggil dari loket yang tidak bernomor itu, tetapi setelah saya perhatikan loket itu dibagi berdasarkan kecamatan, dan karena tidak memperhatikan saya disuruh pindah ke loket yang pojok kanan ketika saya menanyakan nama saya di loket tengah.
"Seratus enam puluh ribu," ucap petugas loket yang kepalanya plontos itu.
Sambil menyerahkan uang sebanyak yang dikatakan petugas untuk memastikan kembali saya bertanya, "seratus enam puluh ribu, pak?" tapi tidak dijawab.
Petugas itu menukarkan uang saya dengan secarik kertas yang sudah di cap lunas warna biru, yang ternyata adalah tanda pembayaran pajak kendaraan saya.

Tanda lunas bayar pajak
Karena saya harus beranjak ke loket, tempat duduk yang tadi saya dudukipun sudah dikuasai oleh seorang bapak. Tetapi hanya butuh beberapa detik saja saya berdiri, karena sejurus kemudian dua tempat duduk dekat saya berdiri ditinggalkan penghuninya bersamaan, ahh.. duduk lagii ... :D
Sambil ngemil sisa roti yang saya bawa, saya mengamati jumlah pembayaran pajak saya, ternyata disana tertera Rp. 159.500,- (Seratus lima puluh sembilan ribu rupiah), waaah.. ternyata petugas itu sudah mengkorupsi Rp. 500,- uang saya tetapi sayang saya males untuk menanyakan uang kembalian itu, padahal itu kan juga hak saya sebagai konsumen toh ... 
Berarti saya sudah turut berkontribusi menyuburkan korupsi, paling enggak pada petugas 'plonthos' itu ... :(

10.45  WIB
Nama saya kembali terdengar dipanggil.
Sambil menyerahkan tanda pembayaran dan sepotong kertas dari loket no. 2 tadi saya mendapatkan kembali stnk asli dan bukti pembayaran pajak yang baru serta ktp asli saya serta sebuah plastik wadah stnk yang baru.


Saya melihat jam pada ponsel saya, dan sayapun takjub ... Wow ... hanya + 20 menit saja saya menunggu proses perpanjangan stnk saya. Padahal pada kaca loket no. 2 saya melihat sebuah pengumuman yang isinya kurang lebih seperti ini : "Proses pengurusan stnk adalah + 45 menit saja"
Berarti proses pengurusan stnk saya lebih cepat dari waktu yang ditentukan oleh pihak Samsat sendiri.

Ini adalah sebuah rekor !!!

Sambil memasukkan stnk saya ke dalam plastik wadahnya yang baru, saya membaca tulisan semacam motto pada lembaran wadah plastik tersebut yang berbunyi : "Samsat BSD : Kami memang belum sempurna, tetapi selalu berusaha".

Wow... dan bila pengurusan surat kendaraan bisa selalu secepat itu, saya menilai usaha pihak Samsat BSD memang tidak sia-sia dan kalau untuk menjadi sempurna itu mah urusannya laen lagi ... :P
Baca selengkapnya Bagikan