gravatar

Pernikahan Yang Akan Selalu Dikenang

Setiap pasangan calon pengantin pasti ingin memiliki kenangan indah yang tak terlupakan pada momen-momen pernikahannya. Sehingga mereka seakan berlomba-lomba untuk membuat acara pernikahan se'unik' mungkin, kalo bisa hanya mereka yang pertama bisa membuat keunikan acara pernikahan itu, seperti nikah di dasar laut, nikah sambil boogie jumping *eh.. udah ada belum ya? kalo udah penghulunya berarti ikut boogie jumping juga dong ...:)*.

Atau mereka membuat keunikan dengan cara memberikan mas kawin kepada pasangannya berupa sesuatu yang istimewa menurut mereka, dari berupa koin yang disusun-susun, atau uang yang kalau dijumlahkan menjadi angka yang istimewa. Atau dengan memilih tanggal-tanggal tertentu yang hari, bulan dan tahunnya angkanya mirip-mirip.

Nah, kalau sepupu perempuanku dan pasangannya tanpa membuat acara pernikahan unik, atau mas kawin yang 'aneh bin nyeleneh' tetapi memiliki kenangan pernikahan yang tak terlupakan.

Begini ceritanya.

Pagi itu, masjid Ad Dakwah sudah setengah penuh dengan dua keluarga calon pengantin. Di bagian sebelah utara diisi oleh keluarga calon pengantin pria sedang di sebelah selatan diisi oleh keluarga calon pengantin wanita.

Sambil menunggu penghulu dateng MC menanyakan kepada calon mempelai pria dan pamanku, apakah mereka sudah hapal dengan kata-kata ijab qobulnya. Karena kalo sampai salah apalagi sampai tiga kali, kata orang bisa-bisa ditunda tuh nikahnya.

Oh, iya.. mas kawin untuk sepupuku itu kalo gak salah perhiasan sekian gram dan "seperangkat alat sholat" dan mas kawin itu harus disebutkan waktu ijab qobul.

Sepertinya keduanya sudah lancar dalam membacakan ijab qobul, kalau pamanku sih sepertinya sudah luar kepala, karena dia sudah dua kali menikahkan anaknya yang terdahulu. Sedang calon mempelai pria kelihatan mulutnya terus komat-kamit, mungkin sedang melancarkan bacaannya dalam hati.

Dan tak berselang lama penghulupun datang, seperti biasa acarapun dimulai dengan sedikit petuah-petuah dari orang tua. Dan suasana bertambah syahdu karena ketika sepupuku meminta ijin untuk dinikahkan oleh orang tuanya diiringi isak tangis.

Dan, acara pengucapan ijab qobul pun dilaksanakan.

Penghulu memulai dengan bertanya, "bagaimana, apakah calon mempelai dan wali sudah siap dan hapal ijab qobulnya?", dan secara bergantian dijawab oleh calon mempelai pria dan wali dengan jawaban, "siap, sudah hapal". "Baik, bila masing-masing sudah siap dan sudah hapal harap bapak wali dan calon mempelai saling berjabatan", lanjut si penghulu.

Kemudian dengan lantang pamanku membacakan ijab qobulnya :

"Saya nikahkan, kawinkan, anak saya bernama fulan binti fulan dengan fulan bin fulan dengan mas kawin berupa perhiasan sekian gram dan seperangkat alat sekolah, dibayar tunai"

gambar ngambil di tempat ini
dan kisah ini pernah dipublikasikan di sono noh ..

Artikel Terkait by Categories



Widget by Uda3's Blog
Bagikan